7 Teknologi Penanganan Banjir

7 Teknologi Penanganan Banjir, Jakarta Minat?

Posted on

Banjir tidak hanya terjadi di Indonesia. Banjir juga terjadi di berbagai negara bahkan di negara maju sekalipun. Yang membedakan adalah bagaimana negara tersebut mengatasi banjir. Nah berikut ini ada 7 teknologi penanganan banjir dari berbagai negara yang mungkin kita bisa menirunya.

7 Teknologi Penanganan Banjir

Water Gate, Selandia Baru

Teknologi penanganan banjir yang pertama adalah Water Gate atau Gerbang Air. Namun jangan samakan dengan gerbang air yang ada di Indonesia ya. Infrastruktur ini diciptakan oleh perusahaan Hydro Response Ltd. Water Gate sendiri diaplikasikan oleh Selandia Baru.

Cara kerjanya cukup unik, Water Gate ini tersembunyi sehingga tidak akan menganggu pemandangan. Namun ketika ada banjir datang, Water Gate akan secara otomatis terbuka seperti payung dan menghalau air sehingga air tidak akan masuk. Cerdik sekali bukan?

WIPP, Selandia Baru

Selain Water Gate, Selandia Baru juga masih memiliki WIPP sebagai salah satu teknologi penanganan banjir nya. WIPP adalah Water Inflated Property Protector yang akan menjadi penghalang untuk air masuk. Nah, uniknya yang mengisi kantung WIPP ini adalah air banjir.

RajaBackLink.com

Dengan demikian, mereka menggunakan banjir untuk menghalau banjir untuk lebih meluas ke dalam kota. Pasti lebih mudah dibawa ketimbang kita membawa karung pasir.

Maeslant Storm Surge Barrier, Belanda

Negeri Belanda tidak hanya dikenal dengan kincir airnya, namun juga dari banyaknya dam yang menyimpan air. Agar kotanya tidak banjir, Belanda memiliki teknologi penanganan banjir yang sangat baik yakni Maeslant Strom Surge Barrier.

Infrastruktur untuk penanganan banjir ini sudah didirikan sejak tahun 1997 yang mana bisa dimanfaatkan juga untuk membuat sungai menjadi lebih aman untuk digunakan sebagai jalur transportasi. Keren yah?

Aquobex Flood Guard

Selanjutnya ada Aquobex Flood Guard yang juga menjadi salah satu teknologi penanganan banjir yang mirip dengan water Gate. Diproduksi oleh Aquobex, teknologi ini bisa digunakan di area banjir dan dilepaskan saat sudah melewati musim penghujan agar tidak mengganggu.

Related Post:  5 Easy Ways to Top Up Your PayPal Account: A Comprehensive Guide

Aquobex dimanfaatkan sebagai tanggul yang akan menghalau air yang mana di Indonesia sendiri masih memanfaatkan karung pasir. Sepertinya sudah harus move on dari karung pasir yah.

Thames Barrier

Selanjutnya ada Thames Barrier yang ada di sungai Thames, London. Sungai ternyata juga menjadi penyebab Inggris memiliki potensi kebanjiran. Oleh karena itulah mereka membangun bendungan yang bisa muncul ketika air sungai meluap karena banjir.

Canggihnya, ketika sedang tidak musim hujan sungai Thames juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana jalur transportasi seperti di Belanda.

LiDAR Flood Risk Mapping

LiDAR adalah salah satu fitur yang ada di beberapa perangkat Apple teranyar. Fungsi dari LiDAR ini sendiri adalah melakukan scan ruangan secara 3D dan mendetail sehingga didapatkan gambaran mengenai kondisi ruang fisiknya. Hal ini ternyata dimanfaatkan secara pintar oleh Thailand.

Para insinyur memanfaatkan LiDAR untuk mendapatkan gambaran dari sungai yang berada di Thailand sehingga mereka dapat menentukan langkah penanganan yang tepat untuk sungai tersebut.

Opti, Amerika Serikat

Infastruktur teknologi penanganan banjir tidak hanya berupa fisik saja namun juga sistem yang dapat membantu penanganan banjir tersebut. Salah satu perangkat lunak yang diandalkan oleh negeri Paman Sam adalah Opti.

Opti sendiri memberikan gambaran kompleks dari suatu kota dan dapat dengan pintar memprediksi banjir yang akan datang. Dengan demikian pemerintah kota dapat mengambil langkah untuk penanggulangan banjir tersebut. Canggih kan?

Itulah berbagai teknologi infrastruktur yang dapat dimanfaatkan untuk penanggulangan banjir. Untuk kita yang berada di Indonesia, semoga pemerintah segera menemukan cara dan teknologi yang tepat untuk menangani dan menghalau bencana banjir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *